Para ilmuwan di Jepang mengembangkan robot pembantu orang-orang yang
terkena demensia ringan dengan pengingat lisan tentang
aktifitas-aktifitas seperti janjian pertemuan atau meminum obat.
Robot tersebut dikembangkan oleh Pusat Rehabilitasi Nasional Orang-orang
Cacat, Universitas Tokyo dan Institut Nasional Industri Maju Sains dan
Teknologi, seperti yang diinformasikan oleh pejabat bersangkutan yang
dilansir oleh PhysOrg pada tanggal 27 kemarin. Mereka berencana untuk
menyiapkan robot-robot ini dalam waktu lima tahun.
Mesin tersebut dibuat berdasarkan robot berbentuk silinder yang tingginya sekitar 40 cm dan seberat 5 kg yang diproduksi oleh NEC Corp. Tim ilmuwan mengadaptasikan robot itu untuk melayani pasien-pasien demensia dengan memasang program percakapan baru.
Robot tersebut bisa mengenali wajah dan suara "majikannya", dan berbicara sesuai jadual yang ditentukan. Mesin itu memanggil majikannya dengan mennyebut namanya dan mengingatkan hal-hal seperti "Bukankah hari ini anda akan pergi ke pusat layanan harian?" atau, "Orang yang menjemput anda akan segera datang. Mau ke kamar mandi?"
Jika robot tersebut mendengar bunyi bel pintu, robot itu mampu memberikan tanda kepada majikannya. Jika tak ada tanggapan, robot itu akan mengulangi perkataannya dan mencoba untuk mengambil perhatian majikannya dengan berkata, "Apakah anda mengerti?"
Tim ilmuwan meminta lima orang wanita yang tinggal di sebuah panti jompo untuk menggunakan robot tersebut selama 5 hari masa evaluasi. Menurut pembuat robot, mereka merespon dengan baik terhadap alat tersebut.
Sudah pasti teknologi ini menerapkan teori intelegensi buatan dan ini merupakan kabar baik bagi pasien-pasien demensia atau teman serta kerabat dekat pasien yang ingin menolong. Kita yang belum terkena (mudah-mudahan tidak) tak usah khawatir kalau di kemudian hari terserang demensia karena sudah ada yang bisa membantu. Semoga saja harganya bersahabat atau buat saja model lain yang lebih ekonomis tapi tetap berkualitas.
Mesin tersebut dibuat berdasarkan robot berbentuk silinder yang tingginya sekitar 40 cm dan seberat 5 kg yang diproduksi oleh NEC Corp. Tim ilmuwan mengadaptasikan robot itu untuk melayani pasien-pasien demensia dengan memasang program percakapan baru.
Robot tersebut bisa mengenali wajah dan suara "majikannya", dan berbicara sesuai jadual yang ditentukan. Mesin itu memanggil majikannya dengan mennyebut namanya dan mengingatkan hal-hal seperti "Bukankah hari ini anda akan pergi ke pusat layanan harian?" atau, "Orang yang menjemput anda akan segera datang. Mau ke kamar mandi?"
Jika robot tersebut mendengar bunyi bel pintu, robot itu mampu memberikan tanda kepada majikannya. Jika tak ada tanggapan, robot itu akan mengulangi perkataannya dan mencoba untuk mengambil perhatian majikannya dengan berkata, "Apakah anda mengerti?"
Tim ilmuwan meminta lima orang wanita yang tinggal di sebuah panti jompo untuk menggunakan robot tersebut selama 5 hari masa evaluasi. Menurut pembuat robot, mereka merespon dengan baik terhadap alat tersebut.
Sudah pasti teknologi ini menerapkan teori intelegensi buatan dan ini merupakan kabar baik bagi pasien-pasien demensia atau teman serta kerabat dekat pasien yang ingin menolong. Kita yang belum terkena (mudah-mudahan tidak) tak usah khawatir kalau di kemudian hari terserang demensia karena sudah ada yang bisa membantu. Semoga saja harganya bersahabat atau buat saja model lain yang lebih ekonomis tapi tetap berkualitas.
Sumber: http://sainspop.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar