Selasa, 10 Desember 2013

Depresiasi

Depresiasi atau penyusutan adalah penurunan nilai dari suatu aset fisik seperti mesin, kendaraan maupun bangunan karena waktu dan pemakaian.
Depresiasi dalam akuntansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Biaya Penyusutan
1. Harga Perolehan (Acquisition Cost)
Harga perolehan adalah semua biaya yang dikeluarkan selama 1 kali untuk membeli suatu peralatan.
2. Nilai Residu (Salvage Value)
Merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tersebut dijual pada saat penarikan/penghentian aktiva. Ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak dijual pada masa penarikannya.
3. Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time)
Terdapat 2 jenis umur di dalam aktiva tetap, yaitu:
a. Umur fisik: umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva.
b. Umur fungsional (umur ekonomis): umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut dalam penggunaannya.
4. Pola Penggunaan Aktiva
Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap tingkat keausan aktiva, yang mana untuk mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan metode penyusutan yang paling sesuai.

Metode-Metode Penghitungan Depresiasi
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Dalam metode garis lurus ini maka nilai terdepresi/nilai yang didepresikan dari sebuah aktiva dibagi rata sepanjang taksiran umur manfaat aktiva tersebut.

  Depresiasi = ( Nilai Aktiva - Residu ) / Taksiran Umur Manfaat 

Contoh:
PT Makmur Bersama membeli mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 35.000.000,- Diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai residu sebesar Rp 3.000.000,- Maka penyusutan pertahunnya adalah:
Depresiasi = ( Rp 35.000.000 - Rp 3.000.000 ) / 5 = Rp 6.400.000,-

2. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
Metode ini tidak memperhitungkan adanya nilai sisa/residu. Depresiasi tiap periode menggunakan prosentasi yang sama akan tetapi menghasilkan nilai yang berbeda karena nilai depresiasi pertama mengurangi nilai aktiva pada periode kedua dan seterusnya. Artinya nilai aktiva setiap periode selalu berbeda karena nilai aktiva menurun.

 Prosentasi Depresiasi = ( 100% / Taksiran Umur Manfaat ) * 2 

 Depresiasi Periode1 = Prosentasi Depresiasi * Nilai Aktiva Periode1 

 Depresiasi Periode2 = Prosentasi Depresiasi * Nilai Aktiva Periode2 

Dimana nilai aktiva periode2 adalah nilai aktiva awal dikurangi nilai depresiasi periode1, dan seterusnya sampai selesai taksiran umur manfaat.

Contoh:
Harga perolehan Rp 13.000.000,- dengan taksiran nilai residu Rp 1.000.000,- Dasar penyusutan adalah Rp 12.000.000,- dengan umur pemakaian ekonomis 5 tahun.
Prosentasi Depresi = ( 100% / 5 ) * 2 = 40%
Depresiasi Periode1 = Rp 13.000.000 * 40% = Rp 5.200.000,-
Depresiasi Periode2 = ( Rp 13.000.000 - Rp 5.200.000 ) * 40% = Rp 3.120.000,-

3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of The Years Digit Method)
Metode ini adalah salah satu metode penyusutan yang dipercepat. Tarif penyusutan ditentukan dalam bentuk pecahan yang dihitung dengan cara:
Apabila umur aktiva = 5 tahun maka penyebut angka pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15. Angka pembilang pada tahun pertama s/d kelima masing-masing adalah 5,4,3,2 dan 1. Tarif penyusutan tahun pertama adalah 5/15, 4/15, 3/15, 2/15 dan 1/15.
Contoh:
Harga perolehan Rp 13.000.000,- dengan taksiran nilai residu Rp 1.000.000,- Dasar penyusutan adalah Rp 12.000.000,- dengan umur pemakaian ekonomis 4 tahun.
 Tahun     Tarif      Dasar Penyusutan        Penyusutan  
    1         5/15        Rp 12.000.000,-       Rp 4.000.000,-
    2         4/15        Rp 12.000.000,-       Rp 3.200.000,-
    3         3/15        Rp 12.000.000,-       Rp 2.400.000,-
    4         2/15        Rp 12.000.000,-       Rp 1.600.000,-
    5         1/15        Rp 12.000.000,-       Rp    800.000,-

4. Metode Jam Jasa (Service Hours Method)
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva akan lebih cepat rusak jika digunakan full time. Dalam cara ini beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan jam jasa.

 Penyusutan per jam = ( Harga Perolehan - Nilai Residu ) / Taksiran Jam Jasa 

 Penyusutan per tahun = Penyusutan per jam * Jam Penggunaan 

Contoh:
Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp 35.000.000,- Diperkirakan akan memberikan jasa 7.000 jam jasa. Dan akan digunakan selama 800 jam penggunaan. Maka penyusutannya,
Penyusutan per jam = Rp 35.000.000 / 7.000 = Rp 5.000,-
Penyusutan per tahun = Rp 5.000 * 800 = Rp 4.000.000,-

5. Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output Method)
Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi.

 Penyusutan per Unit = ( Harga perolehan - Nilai Residu ) / Taksiran Jumlah Produksi 

 Penyusutan per Tahun = Jumlah Produksi Setahun * Penyusutan per Unit 

Contoh:
Sebuah mesin mempunyai harga perolehan Rp 35.000.000,- diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 5.000.000,- serta dapat diperkirakan dapat menghasilkan unit produksi selama 5 tahun sebagai berikut:
Tahun ke-1 = 1.750 unit
Tahun ke-2 = 1.500 unit
Tahun ke-3 = 1.250 unit
Tahun ke-4 = 1.000 unit
Tahun ke-5 = 500 unit
Maka besar penyusutannya adalah:
Penyusutan per Unit = ( Rp 35.000.000 - Rp 5.000.000 ) / 6.000 = Rp 5.000

Penyusutan per Tahun =
Tahun      Unit Produksi        Tarif             Penyusutan
   1               1.750            Rp 5.000        Rp 8.750.000,-
   2               1.500            Rp 5.000        Rp 7.500.000,-
   3               1.250            Rp 5.000        Rp 6.250.000,-
   4               1.000            Rp 5.000        Rp 5.000.000,-
   5                500              Rp 5.000        Rp 2.500.000,-
 

Jumat, 15 November 2013

Analisis Ekivalensi Cash Flow

Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.

Present Worth Analysis (PWA) 

Present Worth adalah nilai sejumlah uang pada saat sekarang yang merupakan ekivalensi dari sejumlah cash flow (aliran kas) tertentu pada periode tertentu dengan tingkat suku bunga (i) tertentu. Proses perhitungan nilai sekarang seringkali disebut atau discounting cashflow.Untuk menghitung present worth dari aliran cash tunggal (single payment) dapat dikalikan dengan Single Payment Present Worth Factor.Sedangkan untuk menghitung present worth dari aliran kas yang bersifat anuitas dapat dikalikan dengan Equal Payment Series Present Worth Factor.

Kegunaan : Present Worth Analysis digunakan untuk untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang.

Contoh 1:
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli peralatan seharga Rp 30.000.000,. Dengan peralatan baru itu akan diperoleh penghematan sebesar Rp 1.000.000,- per tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu memiliki nilai jual Rp 40.000.000,-  Apabila tingkat suku bunga 12% per tahun.

Future Worth Analysis (FWA)

Future Worth atau nilai kelak adalah nilai sejumlah uang pada masa yang akan datang, yang merupakan konversi sejumlah aliran kas dengan tingkat suku bunga tertentu. Untuk menghitung future worth dari aliran cash tunggal (single payment) dapat dikalikan dengan Single Payment Compounded Ammount Factor. Sedangkan untuk menghitung future worth dari aliran kas yang bersifat anuitas dapat dikalikan dengan Equal
Payment-series Compound Amount Factor.

Kegunaan : digunakan untuk memaksimalkan laba masa depan, informasi ekonomis yang diperoleh dari analisis ini sangat berguna dalam situasi-situasi keputusan investasi modal.
 
Contoh  2:
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan peralatan baru seharga Rp. 30.000.000. Dengan peralatan baru akan diperoleh penghematan sebesar Rp. 1.000.000 per tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu memiliki nilai jual Rp. 40.000.000. Jika tingkat suku bunga 12% per tahun dan digunakan future worth analysis, apakah pembelian peralatan baru tersebut menguntungkan?
 
Penyelesaian:
FW = 40000000 + 1000000(F/A,12%,8)  – 30000000(F/P,12%,8)
NPV = 40000000 + 1000000(12,29969) – 30000000(2,47596)
NPV = -21.979.110
Oleh karena NPV yang diperoleh < 0 maka pembelian peralatan baru tersebut tidak menguntungkan.

Annual Worth Analysis (AWA)

Annual Worth atau nilai tahunan adalah sejumlah serial cash flow yang nilainya seragam setiap periodenya. Nilai tahunan diperoleh dengan mengkonversikan seluruh aliran kas ke dalam suatu nilai tahunan (anuitas) yang seragam. Menentukan nilai tahunan dari suatu Present Worth dapat dilakukan dengan mengalikan PW tersebut dengan Equal Payment Capital Recovery Factor. Sedangkan untu mengkonversikan nilai tahunan dari Nilai Future dilakukan dengan mengalikan FW dengan Equal Paymentseries Sinking Fund Factor.

Kegunaan : Digunakan untuk penggantian analisis nilai biaya ataupun investasi
 
Contoh 3:
Investasi modal sebuah mesin yang dibeli dua tahun lalu adalah $20.000. Mesin tersebut telah disusutkan dengan menggunakan metode MACRS (GDS), dan BVnya saat ini adalah sebesar $9.600. MV mesin tersebut, jika dijual saat ini, adalah $5.000 dan akan memerlukan biaya $2.000 untuk mereparasi mesin agar tetap dapat dipergunakan selama lima tahun lagi. Berapakah (a) total investasi aset lama dan (b) nilai yang tidak diamortisasi?

Jawaban : 
Investasi aset lama adalah MVnya saat ini plus setiap pengeluaran yang dibutuhkan agar aset masih dapat dipergunakan (dan dapat dibandingkan) relatif terhadap mesin baru yang tersedia. 
(a)   Investasi untuk mempertahankan mesin sekarang adalah $5.000 + $2.000 = $7.000 
(b)   Jika mesin ini dijual sebesar $5.000, nilai yang tidak diamortisasi akan sebesar $9.600 - $5.000 = $4.600
 
Sumber Referensi:

Bunga Bank

Pengertian

Dalam melakukan transaksi perbankan kita sering mendengarkan tentang BUNGA, bukan bunga mawar ataupun bunga anggrek yang sering kita lihat ini adalah bunga yang tidak dapat dilihat tapi bisa dinikmati oleh siapa pun yang terlibat dalam dunia perbankan. Sebenarnya apa sih BUNGA  itu? Mari kita jelaskan lebih dalam lagi.

Bunga atau Interest adalah sebuah pengembalian modal dalam bentuk sejumlah uang yang diterima atau didapat oleh seorang investor atau pemberi modal untuk penggunaan uangnya adalah diluar dari modal awal. Secara sederhana, bunga dapat diartikan sebagai bentuk imbalan jasa atau kompensasi atas pinjaman yang diberikan oleh suatu pihak. Barang, biasanya berupa uang, yang dipinjam seringkali disebut sebagai pokok utang. Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai balas jasa disebut suku bunga.

Tingkat bunga akan berfluktuasi sehingga berpengaruh pada keinginan masyarakat untuk meminjam uang di bank. Makin rendah suku bunga maka semakin tinggi keinginan masyarakat untuk meminjam uang di bank. Artinya, pada tingkat suku bunga rendah maka masyarakat akan lebih terdorong untuk meminjam uang di bank demi memenuhi kebutuhannya.

Jenis-Jenis Bunga 

1. Bunga Sederhana
            Bunga Sederhana adalah bunga yang setiap tahunnya dihitung dengan berdasarkan modal awal, tidak ada bunga yang dihitung atas bunga yang bertambah. Bunga sederhana juga bisa diartikan sebagai berikut bunga sederhana adalah bunga dengan kalkulasi satu kali saja, bunga ini biasanya di bayar diakhir periode perjanjian atau kontrak.

Formula dalam menghitung Bunga Sederhana:
F= P (1+NI)
Keterangan :

F     = Nilai masa depan setelah periode
N     = Jumlah atau nilai periode
I      = Nilai bunga dalam periode
P     =  Deposit awal

2. Bunga Majemuk
            Bunga Majemuk adalah bunga yang didapat dari sebuah investasi atau penanaman modal, dan bunga yang dibayarkan pada interval yang hampir seragam. Bunga setiap tahun dihitung berdasarkan pada saldo tahun tersebut, termasuk bunga yang bertambah.
  
3. Bunga Flat 
        Pada sistem ini, jumlah pembayaran utang pokok dan bunga kredit besarnya sama tiap bulan. Bunga ini diperuntukkan kredit jangka pendek seperti kredit kendaraan dan KTA. Suku bunga flat adalah perhitungan bunga yang paling mudah. Tiap bulan angsurannya sama, bunganya sama, cicilan pokoknya sama. Dalam kredit bunga flat atau bunga tetap, plafon kredit dan besarnya bunga akan dihitung secara proposional sesuai dengan jangka waktu kredit. Nilai bunga akan tetap sama setiap bulan, karena bunga dihitung dari prosentasi bunga dikalikan pokok pinjaman awal. Jadi jumlah pembayaran pokok + bunga setiap bulan akan sama besarnya.

Contoh Kasus:
Misal, anda berhutang Rp 100.000.000,- dengan bunga flat 12% per tahun, maka setiap bulan bunganya adalah Rp 1.000.000,-
 
Rumus Bunga Tetap:
total Bunga = P x I x N
bunga perbulan = total bunga / B
besar angsuran = (P + total bunga) / B
* P : Pokok kredit
* I : Suku bunga per tahun
* N : Jangka waktu kredit dalam satuan tahun
* B : Jangka waktu kredit dalam satuan bulan
 
Perhitungan Bunga Flat :
Total Bunga = Rp 12.000.000 × 0,06 × 1 = Rp 720.000
Bunga per BUlan = Rp 720.000 : 12 = Rp 60.000
Besar Angsuran = (Rp 12.000.000+Rp 720.000 ) / 12 = Rp 1.060.000

4. Bunga Efektif
            Dalam kredit dengan bunga efektif atau kadang disebut sliding rate. Perhitungan bunganya dilakukan pada setiap akhir periode angsuran. Bunga kredit dihitung dari saldo akhir setiap bulannya. Bunga dihitung berdasarkan nilai pokok yang belum dibayar. Jadi bunga per bulan akan berubah-ubah berdasar nilai pokok yang masih terhutang. 

            Nilai bunga yang dibayar debitur setiap bulan akan semakin mengecil. Karena bunganya yang dibayar mengecil, maka angsuran per bulan akan semakin menurun dari waktu ke waktu. Angsuran bulan kedua lebih kecil daripada angsuran bulan pertama, begitu seterusnya.

Contoh Kasus:
Misal, anda berhutang Rp 100.000.000,- dengan bunga efektif 12% per tahun, dengan cicilan pokok Rp 10.000.000,- per bulan. Maka:
Bulan ke-1 bunganya 1% x Rp 100.000.000,- = Rp 1.000.000,-
Bulan ke-2 bunganya 1% x Rp 90.000.000,- = Rp 900.000,-
Bulan ke-3 bunganya 1% x Rp 80.000.000,- = Rp 800.000,-

dan seterusnya..
 
Rumus Bunga Efektif:
Rumus : Bunga per Bulan = SA x I/12
* SA : Saldo Akhir Periode
* I : Suku bunga per tahun
 
Perhitungan Bunga Bank Efektif :
Bunga bulan pertama = Rp 12.000.000×12%/12 = Rp 120.000
Angsuran pokok tiap bulan = Rp 12.000.000/12 = Rp 1.000.000

5. Bunga Anuitas
           Kredit bunga anuitas adalah modifikasi dari perhitungan kredit bunga efektif. Modifikasi ini dilakukan untuk mempermudah nasabah dalam membayar per bulannya, karena angsuran tiap bulannya sama. Dalam kredit dengan bunga anuitas, angsuran bulanannya tetap. Namun komposisi bunga dan pokok angsuran akan berubah tiap periodenya. Nilai bunga per bulan akan mengecil, angsuran pokok per bulannya akan membesar.

         Mendekati berakhirnya masa kredit, keadaan akan menjadi berbalik. porsi angsuran pokok akan sangat besar sedangkan porsi bunga menjadi lebih kecil.  Dalam perhitungan anuitas, porsi bunga pada masa awal sangat besar sedangkan porsi angsuran pokok sangat kecil.

Rumus : Angsuran Bulanan = P x I/12 x 1/(1-(1+i/12)m)
* P : PokokKredit
* I : Suku bunga per tahun
* m : Jumlah periode pembayaran (bulan)
 
Perhitungan Bunga Bank :
Angsuran bulanan = Rp 12.000.000×12%/12×1/1-(1/(1+12%/12)12 ) = Rp 1.066.183,519

6. Bunga Mengambang  
            Dalam sistem ini, tingkat suku bunga akan mengikuti naik-turunnya suku bunga pasar. Jika suku bunga pasar naik, maka bunga kredit anda juga akan ikut naik, demikian pula sebaliknya. Sistem bunga ini diterapkan untuk kredit jangka panjang, seperti kredit kepemilikan rumah, modal kerja, usaha dan investasi.

Sumber Referensi:
http://www.koperasisyariah.com/pengertian-bunga/
http://blogdeta.blogspot.com/2009/03/bunga-sederhana-dan-bunga-majemuk.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/10/time-value-of-money/
staff.ui.ac.id/internal/132161170/material/ekotek-2_1-5.PDF