Senin, 22 Oktober 2012

Tercemarnya Sungai Ciliwung

Nama sungai di Jakarta, berhulu di Gunung Pangrango, Jawa Barat. Sungai ini mengalir melalui Puncak, Ciawi, lalu membelok ke utara melalui Bogor, Depok, Jakarta dan bermuara di Teluk Jakarta. Dari Kota Jakarta, alirannya bercabang dua di daerah Manggarai: yang satu melalui tengah kota, antara lain sepanjang daerah Gunung Sahari, dan yang lain melalui pinggir kota, antara lain melalui Tanah Abang.

Sungai yang mengalir di tengah Kota Jakarta ini, mengalir lurus dan membelak ke timur setibanya di seberang Jl. Labu Hayam Wuruk dan menumpahkan airnya ke Kali Tangki di sisi jalan tersebut. Air Ciliwung masih terus ke utara, menyusuri sisi timur Medan Glodok dan baru membelak ke timur setelah melewati Gedung Bioskop Pelangi (pertokoan Harco), sebagian lagi menumpahkan air ke Kali Besar yang masa itu membentang dari timur ke barat, menyusuri Jl. Pancoran (di seberang Glodok Building) sampai melewati Jembatan Toko Tiga. Bagian Kali Besar yang menyusuri Jl. Pancoran sudah tidak ada, mungkin telah menjadi riol tertutup.

Sekitar 80 persen pencemaran di Sungai Ciliwung disebabkan oleh sampah rumah tangga atau limbah domestik. Berdasarkan hasil investigasi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), terdapat 108 titik tumpukan sampah yang merupakan lokasi pembuangan sampah di bantaran Sungai Ciliwung. Pencemaran itu merupakan akibat dari rendahnya kesadaran masyarakat menjaga lingkungan. Sungai Ciliwung, yang seharusnya optimal menampung air hujan, kini telah kotor.

"Kondisi kualitas air Sungai Ciliwung saat ini sudah tercemar. Hal itu juga disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan Sungai Ciliwung," kata Gubernur DKI Jakarta akhir pekan lalu.

Menteri Lingkungan Hidup RI Balthasar Kambuaya menambahkan selain pencemaran dari sampah keluarga, terdapat sekitar 400 kegiatan usaha yang secara langsung maupun tidak membuang air limbahnya ke Ciliwung. Bahkan, kata dia, berdasarkan hasil investigasi, terdapat 108 titik tumpukan sampah yang merupakan lokasi pembuangan sampah di bantaran Sungai Ciliwung.

Dari jumlah itu, 10 titik tumpukan sampah telah ditutup. Namun, dari pengamatan di lapangan, masih banyak ditemukan masyarakat yang menghuni bantaran sungai. tercatat 26.818 keluarga yang menghuni bantaran Sungai Ciliwung. Hal itu menyebabkan terjadinya sedimentasi, penyempitan sungai, dan tingginya angka pencemaran.

Saran :
  • a.Pemerintah harus secepatnya menanggapi masalah yang terjadi didalam suatu pencemaran yang terjadi dibantaran sungai.
  • b.Diadakannya penyuluhan terhadap masyarakat agar dapat mengetahui dampak apa saja yang terjadi.
  • c.Dilakukannya perubahan atau perbaikan tanggul sungai.
  • d.Memasang papan pengumuman agar tidak membuang sampah dibantaran sungai.

Mencegah Global Warming


Mencegah Global Warming

Ada bermacam cara memperlambat dampak pemanasan global, cara-cara tersebut umumnya mudah dan sederhana. Tetapi kurang dilakukan secara serius oleh kebanyakan orang. Padahal pemanasan global adalah masalah yang serius. Suhu Bumi yang terus meningkat akan ber efek panjangnya musim kering atau kemarau. Mencairnya gunungan es di kutub. Naiknya permukaan air laut. Dan sulitnya mencari sumber mata air. Kalau sudah begitu siapa coba yang tanggung jawab? Berhubung Masih belum terlalu parah efeknya, mari kita lakukan 13 langkah perubahan menuju hidup yang lebih baik, berkualitas  dan ramah lingkungan

 1. Batasi penggunanaan kertas
      Tanamkan di pikiran anda kuat-kuat, bahwa setiap anda menggunakan selembar kertas maka anda telah menebang sebatang pohon. Oleh karena itu gunakan kertas se-efektif mungkin misalnya dengan mencetak print out bolak-balik pada setiap kertas. Bila anda nge-print sesuatu yang tidak terlalu penting, gunakanlah kertas bekas yang dibaliknya masih kosong.
2. Ganti bola lampu.
      Segera ganti bola lampu pijar anda dengan lampu neon. Lampu neon ini membutuhkan energi yang lebih sedikit dibanding lampu pijar. Ingat setiap daya daya listrik yang anda pakai maka anda turut serta menghabiskan sumber daya energi listrik yang kebanyakan berbahan bakar fosil. Bahan bakar fosil adalah bahan bakar tak terbarukan, dan dalam jangka sepuluh tahun ke depan mungkin bahan bakar jenis ini akan habis.
3. Hindari Screen Saver
      Shut down Komputer anda jika tidak akan digunakan dalam jangka lama, atau jika anda terpaksa meninggalkan komputer dalam keadaan menyala, matikan screen saver. Mengaktifkan screen saver akan memakan energi dan mengeluarkan emisi Co2. Jadi matikan screen saver anda sekarang!
4. Periksa tekanan ban
      Setiap anda ingin bepergian janagn lupa memeriksa tekanan ban kendaraan anda. ban yang kurang angin akan memperlambat laju kendaraan dan akhirnya akan membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak.
5. Buka jendela lebar-lebar
      Di  Amerika, sebagian besar dari 22,7 ton emisi CO2 berasal dari rumah. Kebanyakan emisi atau gas buang tersebut berasal dari AC, kulkas, kompor gas atau refrigerator. Unutk meminimalkannya ketika dapat mengatur termostat AC dengan suhu udara di luar ruangan. Kemudian bukalah jendela lebar-lebar karena sirkulasi udara yang terjebak dapat  mengkonsumsi energi.
6. Gunakan pupuk organik.
      Pupuk yang digunakan kebanyakan petani mengandung unsur nitrogen,  yang kemudian berubah menjadi N2O yang menimbulkan efek GRK (Gas Rumah Kaca) 320 kali lebih besar dari pada CO2. Jika anda hobi berkebun gunakanlah pupuk organik. Disamping aman, murah pula.
7. Tanamlah rumpun bambu
      Pepohonan memang terbukti mampu menyerap CO2, tetapi ternyata pohon atau rumpun bambu mampu menyerap CO2 empat kali lebih banyak dari pohon-pohon lain.
 8. Naik kendaraan umum
      Saat ini jumlah kendaraan pribadi sudah teramat banyak dan bikin sumpek. Sector transportasi menyumbang sampai 14 %  emisi gas rumah kaca ke atmosfer, jika kita menggunakan kendaran umum maka kita mengurangi emisi gas rumah kaca, karena dalam satu kendaraan umum bisa mengangkut puluhan orang, dan itu sangat hemat energi. Dibandingkan dengan kendaraan pribadi sperti sedan yang hanya mengangkut maksimal empat orang.
9. Kurangi makan daging sapi
      Betul, kurangi dari sekarang memakan daging sapi. Selain megandung kalori y ang tinggi. Daging sapi juga menyumbang emisi gas rumah kaca yang cukup signifikan. Setiap kilogaram daging sapi yang kita makan, setara dengan menyalakan bola lampu 20 watt selama 20 hari.
10. Jangan pakai kantong plastik
      Di beberapa Negara bagian Amerika, urusan kantong plastik bahkan sampai dibuat undang-undangnya segala. LSM peduli lingkungan mendorong pemerintah Negara setempat unutk melarang penggunaan kantong plastic sebagai kantong belanjaan. Plastik ini memang unsur yang sulit terurai, butuh 1000 tahun untuk mengurainya didalam tanah.
Efek Gas rumah kaca yang ditimbulkannya juga cukup besar. Maka beralihlah ke kantong kain, misal dari kain serat alami.
11. Membeli produk lokal
       Produk lokal tentu tidak memerlukan jalur distribusi yang panjang dan membutuhkan banyak bahan bakar. Ini berarti mengurangi emisi CO2 yang dikeluarkan mobil-mobil pengangkutnya. Kemudian belilah produk sayuran atau buah-buahan sesuai musimnya. Ini akan menghemat biaya transportasi dan menghindari harga jual yang mahal.
12. Hidup efisien
       Apapun aktifitas manusia di bumi akan berdampak pada bumi yang kita diami ini. Pola komsumsi energi, pola lingkungan dan sebagainya. Hiduplah seefisien mungkin, gunakan sedikit energi, komsumsilah sedikit makanan, tinggalkan pola hidup konsumtif, ramahlah terhadap lingkungan, sedikit bicara lebih banyak berpikir, dan sebagainya.
13. Mengemudi cerdas
       Hindari perjalanan yang panjang dan menghabiskan waktu, bila mungkin memotong jalan lakukanlah. Kurangilah aktifitas yang menggunakan kendaraan pribadi. Jika terpaksa menggunakan kendaraan pribadi, pilihlah jalan-jalan alternative yang bebas macet dan tidak mengkonsumsi energi. Bila anda menunggu, matikan mesin sebab gas buangan tetap keluar sementara bahan bahan bakar terpakai.